Milia adalah kondisi kulit yang seringkali membingungkan. Terkadang dianggap sebagai jerawat, namun sebenarnya berbeda. Pada dasarnya, milia adalah kista epidermoid berwarna putih. Ini biasanya biasanya terlihat seperti benjolan kecil putih atau kemerahan di bawah kulit dan muncul dalam jumlah banyak pada suatu area, baik di pipi, hidung, kelopak mata atau bahkan pada area tubuh lainnya.
Bagi kamu yang pernah mengalaminya pasti bertanya-tanya, mengapa milia muncul? Secara ilmiah, milia disebabkan oleh adanya produksi berlebihan dari protein keratin dapat menyumbat pori-pori dan menyebabkan terbentuknya milia.
Faktor penyebabnya bervariasi dan membutuhkan pemahaman yang mendalam. Beberapa faktor, seperti kebersihan kulit, penggunaan produk perawatan yang tidak cocok, dan paparan sinar matahari, dapat berkontribusi pada perkembangan milia.
Untuk memahami selengkapnya tentang apa itu milia, penyebab, gejala dan cara menghilangkannya, simak di bawah ini.
Apa itu Milia
Milia adalah kondisi kulit yang seringkali dianggap sepele namun bisa mengganggu penampilan seseorang. Ini terjadi ketika protein keratin menumpuk di dalam folikel rambut dan pori-pori kulit, menyebabkan pembentukan bintik-bintik kecil yang keras, biasanya berwarna putih atau kuning.
Meskipun biasanya tidak berbahaya, milia dapat menimbulkan ketidaknyamanan estetika bagi beberapa individu. Namun jangan khawatir, ada banyak cara yang bisa kamu lakukan untuk menghilangkan milia.
Gejala Milia
Sebelum masuk kepembahasan cara menghilangkan milia. Sebaiknya kamu ketahui dulu gejala yang mungkin terjadi sebelum munculnya milia.
Tanda-tanda milia yang paling umum adalah bintik-bintik kecil yang keras, seringkali berwarna putih atau kuning, muncul di sekitar mata, hidung, dan pipi. Mereka biasanya tidak menimbulkan rasa sakit atau gatal.
Pada bayi, gejala milia juga sering terjadi, terutama di daerah hidung, pipi, dan dagu. Ini disebabkan oleh penumpukan minyak dan sel-sel kulit mati. Secara umum, kondisi ini menghilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu atau bulan setelah kelahiran.
Penyebab Milia
Milia dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang berbeda, tergantung pada usia dan kondisi individu. Berikut adalah beberapa penyebab umum milia:
1. Penumpukan Protein Keratin
Pada orang dewasa, milia sering kali terjadi karena penumpukan protein keratin di dalam folikel rambut dan pori-pori kulit. Hal ini dapat terjadi karena faktor seperti penggunaan produk perawatan kulit yang berat atau paparan sinar matahari berlebihan.
2. Trauma pada Kulit
Milia sekunder dapat muncul sebagai hasil dari trauma pada kulit, seperti luka bakar, luka sayatan, atau peradangan kulit. Trauma ini dapat menyebabkan penyumbatan folikel rambut dan pori-pori, yang kemudian menyebabkan pembentukan milia.
3. Kondisi Medis
Beberapa kondisi medis tertentu juga dapat menyebabkan munculnya milia. Misalnya, kondisi kulit seperti dermatitis atau eksim dapat meningkatkan risiko terjadinya milia.
4. Kondisi Hormonal
Perubahan hormon dalam tubuh juga dapat berkontribusi pada munculnya milia, terutama pada wanita selama masa pubertas, kehamilan, atau menopause.
5. Kondisi Genetik
Beberapa orang mungkin memiliki kecenderungan genetik untuk mengembangkan milia. Jika ada riwayat keluarga dengan kondisi ini, seseorang mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalaminya.
6. Penggunaan Produk Kosmetik yang Tidak Sesuai
Penggunaan produk kosmetik yang tidak cocok dengan jenis kulit seseorang juga dapat menyebabkan iritasi atau peradangan, yang pada gilirannya dapat memicu munculnya milia.
7. Kelenjar Minyak yang Tidak Berkembang dengan Baik
Pada bayi yang baru lahir, milia sering kali terjadi karena kelenjar minyak mereka belum sepenuhnya berkembang. Hal ini menyebabkan penumpukan minyak dan sel-sel kulit mati di bawah kulit.
8. Paparan Sinar Matahari Berlebihan
Paparan sinar matahari berlebihan dapat meningkatkan risiko munculnya milia pada orang dewasa dengan merangsang produksi minyak berlebihan dan memperparah penumpukan keratin di dalam pori-pori kulit.
Jenis-jenis Milia
Milia merupakan kondisi kulit yang dapat terjadi dalam beberapa jenis berbeda, tergantung pada penyebab dan karakteristiknya. Berikut adalah beberapa jenis milia yang umum terjadi:
1. Primary Milia
Milia primer merupakan jenis yang paling umum terjadi. Jenis ini terbentuk karena penumpukan protein keratin di dalam folikel rambut dan pori-pori kulit. Primary milia biasanya muncul pada orang dewasa sebagai bintik-bintik putih kecil di wajah, terutama di sekitar mata, hidung, dan pipi.
2. Secondary Milia
Milia sekunder muncul sebagai akibat dari trauma pada kulit, seperti luka bakar, luka sayatan, atau peradangan kulit. Trauma ini menyebabkan penyumbatan folikel rambut dan pori-pori, yang kemudian menyebabkan pembentukan milia di area yang terkena trauma.
3. Neonatal Milia
Milia neonatal adalah jenis yang sering terjadi pada bayi baru lahir. Mereka muncul sebagai bintik-bintik putih kecil di wajah, terutama di hidung, pipi, dan dagu. Kondisi ini umumnya tidak memerlukan perawatan medis karena biasanya menghilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu atau bulan setelah kelahiran.
Cara Menghilangkan Milia
Milia dapat mengganggu penampilan dan membuat seseorang merasa tidak nyaman, terutama jika terjadi di area wajah yang terlihat jelas. Berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu menghilangkan milia:
1. Konsultasi dengan Dokter
Langkah pertama yang disarankan adalah konsultasi dengan dokter atau ahli dermatologi. Kamu juga bisa datang langsung ke klinik kecantikan terdekat The Aesthetics Skin untuk mendapatkan rekomendasi perawatan untuk menghilangkan milia yang tepat sesuai dengan kondisi kulit dan jenis milia yang dialami.
2. Penggunaan Krim Retinoid
Dokter kulit dapat meresepkan krim atau salep yang mengandung retinoid, seperti tretinoin, adapalene, atau tazarotene. Retinoid dapat membantu mengelupas lapisan kulit atas dan membantu membersihkan pori-pori, sehingga membantu menghilangkan milia.
3. Prosedur Pengangkatan Milia
Untuk milia yang sulit dihilangkan dengan perawatan topikal, dokter kulit dapat melakukan prosedur pengangkatan milia. Ini bisa dilakukan dengan menggunakan alat khusus untuk mengekstraksi milia secara hati-hati tanpa merusak kulit sekitarnya.
4. Eksfoliasi Ringan
Penggunaan produk eksfoliasi yang mengandung asam alfa hidroksi (AHA) atau beta hidroksi asam (BHA) secara teratur dapat membantu menghilangkan sel-sel kulit mati dan membersihkan pori-pori, sehingga membantu mengurangi penampilan milia.
5. Perawatan Kulit yang Lembut
Penting untuk menghindari penggunaan produk perawatan kulit yang terlalu keras atau mengandung bahan iritasi. Gunakan produk yang cocok dengan jenis kulit Anda dan hindari menggosok atau menggaruk area yang terkena milia.
6. Hindari Memencet Milia
Meskipun terkadang menggoda untuk memencet milia, ini dapat meningkatkan risiko peradangan dan infeksi. Lebih baik biarkan dokter kulit yang ahli mengatasi penghilangan milia dengan aman.
7. Perubahan Gaya Hidup yang Sehat
Menjaga pola makan sehat, tidur yang cukup, dan menghindari paparan sinar matahari berlebihan juga dapat membantu memperbaiki kondisi kulit secara keseluruhan, termasuk mengurangi risiko munculnya milia.
Nah, itulah serba-serbi tentang apa itu milia, penyebab, gejala, dan cara mengobatinya. Sekarang kamu sudah paham, kan? Jika kamu masih ragu untuk mengambil tindakan dan memilih perawatan untuk mengatasi milia, kamu bisa langsung konsultasi online di The Aesthetics Skin atau datang langsung ke klinik kecantikan terdekat. Semoga bermanfaat!
Baca juga: